Rabu, 07 Januari 2015

SEMANGAT PENDIRI KONGREGASI KYM


SEMANGAT PENDIRI KONGREGASI KYM

        
Pastor Antonius van Erp adalah Imam yang berhaluan maju, seorang pengasuh jiwa yang modern bagi masanya. Beliau harus mengatasi banyak tantangan dan sikap acuh dari pihak penduduk schijndel untuk menwujudkan cita-citanya yang baru. Kendati demikian beliau mendirikan kongregasi dengan maksud memberikan pendidikan Katolik kepada anak-anak dan merawat orang sakit serta lanjut usia. Kegiatan Pastor Antonius van Erp tidak dapat dikatakan kegiatan yang sesuai dengan aslinya, karena dalam abad ke XIX telah banyak Kongregasi religius didirikan di Nederland untuk membaktikan diri pada pendidikan dan karya karitatif. Seperti halnya dengan para pendiri Kongregasi pada masanya, dalam hal menetukan bentuk dan semangat, Pastor Antonius van Erp juga mengambil nasehat yang diberikan oleh St. Vinsentius a Paulo, pekerja sosial terbesar dari Perancis dalam abad ke XVII.
Dalam salah satu kalimat yang dirumuskan Pastor Antonius van Erp untuk kongregasi tertulis bahwa gaya hidup aktif para suster hendaknya merupakan pelaksanaan karya karitatif menurut semangat dan peraturan St.Vinsensius a Paulo.(Bagian I, bab I)
           
Suster pertama dari Kongregasi, Mieke de Bref dari Boxtel, degan sendirinya mendapat nama Sr. Vincentia de Bref, dan sejak semula Kongregasi kita mendapatkan diri dibawah  perlindungan Yesus, Maria, Yosef dan Vinsensius.
Sesungguhnya apa yang dikatakan Pastor Antonius van Erp tidak lain daripada mencangkokkan suatu cabang baru pada silsilah keluarga rohani dari Vinsensius, dan kita tidak mengurangi jasa Pastor Antonius van Erp bila kita menyebut Vinsensius sebagai pendiri utama kongregasi kita. Semangat beliau menjadi  semangat kita melalui Pastor Antonius van Erp dengan mendirikan kongregasi ini.
Dalam sejarah hidup membiara, Vinsensius merupakan orang pertama yang berhasil mendirikan dan menjaga kelangsungan suatu Kongregasi aktif bagi religius wanita. Lagi pula beliau melakukanya dengan baik dan memberikan kepada pengikutnya semangat dan penghayatan Injil sebagai bekal untuk hidup dan berkarya.
Inti semangat Vinsensius adalah bahwa dalam hidup sehari-hari beliau menyatukan cinta kasih kepada sesame manusia, yang secara teoritis memang “satu adanya”
Beliau mencintai Tuhan dalam sesame manusia, khususnya dalam perbuatan-perbuatan baik terhadap orang lain.

“Marilah kita mencintai Tuhan dengan kekuatan lengan kita dan dengan wajah bercucuran keringat”

            Dari pandangan itulah seluruh spritualitas beliau menjadi jelas:
Keprihatinan beliau yang mendalam tehadap orang-orang yang menderita dan kekurangan.”Rakyat jelata pada mati kelaparan dan hidup rohaniah mereka menuju ke kehancuran”. Semboyan dan kata pedoman yang diberikan kepada Kongregasi pria adalah, ‘Roh kepada orang-orang miskin”(Luk 4,18, Yes 61,1)
Kenyakinan yang mantap berdasarkan doa dan hidup batin. Agar dapat memberikan diri seutuhnya kepada sesame, orang harus menyatukan diri dalam Tuhan. “Berdoalah maka kamu akan sanggup melaksanakan segalnya”. “Bila seseorang kurang memelihara kehidupan rohaninya, maka ia akan berkekurangan dalam segala hal”.
Kepercayaan beliau pada bimbingan Tuhan. Ini bukanlah soal memaksakan keberhasilan suatu usaha, atau menuruti cita rasa sendiri, atau bahkan (penyelenggara Illahi);seperti kata Vinsensius a Paulo, “Janganlah kita melangkah mendahului Tuhan”, akan tetapi, “Ikutilah petunjuk-petunjuk penyenggaraan Illahi.”
Ketakutannya akan pengetahuan tanpa cinta- kasih. “orang percaya kepada kita bukan karna kita orang terpelajar tetapi karena mereka mengalami bahwa mereka dicintai. Betapa tingginya ilmu seorang teolog, namun hanya ilmu saja tidak memberikan bantuan sedikitpun bagi suatu doa yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar